Seperti deja vu yang jalan ceritanya sudah dapat ditebak.
Berulang-ulang, bertahun-tahun, pemicu kehadirannya tetap selalu sama; pejantan.
Saking seringnya terulang dengan presisi yang nyaris mutlak, aku sampai khatam polanya.
Kelak kelok ekstrim hingga penyimpangan sekecil 1 derajat pun aku hafal.
Kadang ada taman bunga, pemandangan indah, dan jurang terjal, tapi pada ujungnya selalu nyemplung di sumur bau taik.
Letih, bosan, malas dengan keteraturan pola ini, akupun diam, tak mau lagi coba pijak garis start-nya.
Monday, December 16, 2013
Deja Vu
Subscribe to:
Posts (Atom)